Jumat, 03 Desember 2010

Askep Apendiktitis

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
POST OP APENDIKSITIS

A. KONSEP DASAR
I. PENGERTIAN
Appendiksitis adalah peradangan dari appendik, saluran sempit yang meluasa dari bagian inferior (Sharon Mentik, 1996 : 1150). Appendiksitis adalah peradangan pada appendik yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut. (Syivia A Price, 1995 : 401)

II. PATOFISIOLOGI

























III. GEJALA KLINIS
Keluhan appendisitis biasanya bermula dari nyeri dibawah umbilikis yang berhubungan dengan muntah. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise. Biasanya juga terdapat konstipasi. Nyeri biasanya timbul saat digunakan untuk batuk dan berjalan.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Leucotye diatas 12.000 / mm3 (normal : 4500 – 10.000 mm3)
• Trombosit (normal 150.000-400.000 mm3)
• Erytrosite 4,7 (normal 4,3 – 6,0 jt/mm)
• Neutrofri meningkat sampai 75 % (Nilai normal : 4500 – 10.000 UI)
• Urinalis : Normal, tetapi eritrosit /l eukosit mungkin ada
• Foto abdomen : dapat menyatakan adanya penegrasan material pada appendiks (Fecalisth), rileus terlokalisir
Skala Nyeri
0 : tidak ada nyeri
1-4 : nyeri ringan
5 : nyeri sedang
6-7 : nyeri hebat
8-9 : nyeri sangat hebat
10 : nyeri paling hebat

V. PENATALAKSANAAN
Post Op
Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hypertermia, atau gangguan pernafasan. pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu pasien dipuasakan. Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.






B. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Merupakan tindakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki atau memelihara klien sampai ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien untuk memenuhi kebutuhannya.
I. PENGKAJIAN
I.1 Pengumpulan data
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no register, diagnosa medis, tanggal MRS.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh sakit (nyeri) perut kanan bawah bekas operasi, anoreksia dan sub febris 37,5oC – 38oC.
3. Riwayat Penyakit dahulu
Biasanya klien dengan appendik akan mengalami nyeri di perut, kanan bawah yang hebat pada bekas operasi.
4. Riwayat Penyakit sekarang.
Pada umumnya penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah post op, anoreksia.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam anggota keluarga yang lainnya tidak ada yang pernah menderita penyakit yang seperti diderita klien saat ini.
6. Pola-pola fungsi
a. Pola aktivitas dan istirahat.
Aktivitas klien terganggu karena lemah dan malaise sehabis operasi.
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Kebutuhan nutrisi kurang karena adanya anoreksia, mual dan muntah sehabis operasi.
c. Pola Eliminasi
Perubahan pola eliminasi, mengalami konstipasi.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengalami gangguan (< 8 jam / hari) karena klien mengalami nyeri pada bekas operasi.
e. Pola Perspesi dan Konsep diri
Klien merasa dirinya tidak gelisah dengan perubahan yang dialami.
f. Pola Sensorik dan Kognitif.
Ada keluhan nyeri abdomen sekitar luka operasi.
I.2 PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi
Pada perut kanan bawah terdapat luka operasi yang ditutup dengan kasa dan hefafik
• Auskultasi
Peritaltik bisa berkurang tetapi biasanya normal, bising usus meningkat.
• PALPASI
Nyeri tekan pada daerah bekas operasi.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri pada daerah perut kanan bawah berhubungan dengan luka post op.
2. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia, muntah, demam.
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan, faktor fisiologis, kurang pengetahuan.

III. PERENCANAAN
• Diagnosa 1
Nyeri pada daerah perut kanan bawah berhubungan dengan luka operasi.
• Tujuan :
Nyeri hilang atau terkontrol
• Kriteria Hasil :
­ Nyeri berkurang
­ Skala nyeri O
­ Klien tidak menyeringai
• Rencana Tindakan
1. Kaji ulang tingkat atau skala nyeri
2. Jelaskan sebab-sebab timbulnya nyeri
3. Beri penjelasan tentang manfaat dan tehnik relaksasi, distraksi dan anjurkan untuk melakukan tehnik tersebut
4. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian analgesik dan antibiotik
• Rasional
1. Untuk mengetahui atau menentukan tingkat keparahan.
2. Menambah tingkat pengetahuan individu tentang penyakitnya.
3. Meningkatkan pengetahuan individu dan dapat mengantisipasi lebih awal bila timbul nyeri.
4. Membantu untuk mengatasi nyeri dan antibiotik diperlukan untuk mencegah dan mengatasi infeksi.

• Diagnosa 2
Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia.
• Tujuan :
Kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
• Kriteria Hasil :
­ Kebutuhan volume cairan terpenuhi
­ Mampu menyebutkan dampak dari anoreksia
­ Menerima dan mau dilakukannya tindakan untuk mengurangi muntah, anoreksia
• Rencana Tindakan
1. Berikan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
2. Jelaskan dampak yang dapat ditimbulkan dari anoreksia.
3. Jelaskan pada individu tentang tehnik relaksasi sebelum makan.
4. Awasi tanda vital, luka Post Op dan turgor kulit.
• Rasional
1. Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan daya tahan tubuh individu.
2. Anoreksia dapat menyebabkan resiko kurang volume cairan.
3. Untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung.
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi.

• Diagnosa 3
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan, faktor fisiologis, kurang pengetahuan.
• Tujuan :
Cemas berkurang dan mau menerima perubahan pada dirinya.
• Kriteria Hasil
­ Mau dan menerima dilakukannya tindakan untuk mengurangi kecemasan.
­ Mampu menyebutkan penyebab dari kecemasan.
• Rencana Tindakan
1. Berikan informasi tentang penyakit dan antisipasi tindakan.
2. Jelaskan tentang pentingnya istirahat yang cukup.
3. Evaluasi tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat).
4. Berikan aktivitas yang dapat mengurangi ketegangan (Aktivitas fisik).
• Rasional
1. Untuk mengurangi tingkat kecemasan individu.
2. Istirahat cukup dapat mengurangi ketegangan .
3. Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien.
4. Dapat menurunkan tingkat ansieras dan mengurangi ketegangan.

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan, meliputi tindakan perawatan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit.

V. EVALUASI
Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan yang lain. (Nasrul effendi, 1995)






















DAFTAR PUSTAKA


­ Arif Mansjoer dkk (2000), kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aesculapius, FKUI.
­ Pedoman Diagnosa dan Terapi, lab / UPF Ilmu Bedah, 1994 rumah sakit Umum Daerah Soetomo, Surabaya.
­ Marlyn E. Doenges (2001), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, 1994.
­ Nasrul Effendi (1995), Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta EGC.
­ Carpenito Lynda Juail (2000), Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.



























ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y
DENGAN KASUS APPENDIKSITIS POST OP APPENDIKTOMY
DI RUANG OK RS. KARANG TEMBOK SURABAYA















Oleh :
WIDYA NOVRISAHALIM
04.112.095











PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2006

Tidak ada komentar: